Perlahan butiran bening berjatuhan membasahi pipi Sofia. Dadanya mendadak terasa sesak dan membuat nyeri.
"Apa yang Mas katakan?" balas Sofia dengan nada suara bergetar. Gerimis sudah membanjiri pipi wanita itu.
Klak!
Seketika ruangan itu pun terang. Seseorang telah menyalakan lampu di ruangan itu. Wajah merah Arka pun terlihat jelas, seperti apa yang sudah Sofia duga.
"Sudah, Ibu katakan saja! Siapa sebenarnya ayah dari gadis jalang itu?" cetus Cindi. Gadis yang rupanya sedari tadi berdiri di ambang pintu kamarnya, mendengar perdebatan yang terjadi antara Sofia dan Arka.
Selama ini Sofia selalu diam dengan sikap Cindi yang kerap kali merendahkannya. Ia selalu mencoba untuk bersabar menghadapi gadis itu. Demi menjaga perasaan Arka.
"Apa maksud kamu, Cin?" ucap Sofia setelah sepersekian detik Sofia hanya terdiam. Ia menoleh pada Cindi dengan tatapan kesal.