Davin akan dipindah tugaskan ke Jakarta. Di mana perusahaan besar itu dipusatkan. Alisa sama sekali tidak menganggap hal itu sebagai beban pikirannya. Dia justru senang karena tidak akan bertemu lagi dengan lelaki searogan Davin. Lagipula sebentar lagi gadis itupun akan menyudahi petualangannya di solo setelah ia mencoba menemui Sofia untuk sekali lagi. Meskipun tetap terbersit pertanyaan mengapa Sekretaris Aris mundur dari jabatan itu.
"Ah ...!" Davin membuang nafas berat. Suara itu menyadarkan Alisa dari lamunannya. Satu tangan Davin memijat keningnya yang semakin berdenyut. Alisa kembali mengarahkan tatapannya kepada Davin.
"Aku tidak tau, harus mengiyakan tugas ini atau tidak. Ini sungguh berat sekali untukku," gerutu Davin.
Alisa terdiam. Rasa penasaran tidak membuatnya ingin menanyakan beban apa yang sedang melanda lelaki beralis tebal itu. Bagi Alisa tugas itu bukanlah hal yang sulit. Buktinya Sekretaris Aris selama ini bisa melakukannya.