"Tuan mau ngapain?" cebik Alisa saat Davin hendak ikut masuk ke dalam rumahnya. Gadis itu menahan tubuh Davin dengan kedua tangannya.
Lelaki beralis tebal itu tersentak, langkahnya terhenti seketika. "Aku hanya ingin memastikan. Apakah orang yang berada di dalam rumah kamu itu adalah orang baik atau orang jahat," balas Davin bersikukuh. Ia memasang wajah kesal karena Alisa melarangnya masuk.
"Tidak usah, Tuan!" Alisa mendorong dada bidang Davin menjauh dari beranda rumahnya. Davin menyentuh pergelangan tangan Alisa. Sesaat mereka saling bersitatap. Davin menjatuhkan tatapan seteduh mungkin pada Alisa. Ia berpikir dengan begitu ia bisa meluluhkan kerasnya hati Alisa.
"Kenapa Tuan menatap saya seperti itu?" cetus Alisa menaikkan kedua alisnya, heran. Rupanya tatapan menggoda itu sama sekali tidak menarik perhatian Alisa.