Alisa sudah menceritakan semuanya kepada Akbar. Namun bukan tentang jati dirinya melainkan jika ia sedang mencari ibu kandungnya di kota ini dan Akbar pun berjanji akan membantu Alisa untuk menemukan wanita itu. Waktu membuat mereka menjadi semakin akrab.
"Bagaimana bisa mencari satu orang di kota seluas ini. Tanpa foto, hanya dengan ciri-ciri saja," ucap Akbar dengan nada lesu. Lelaki yang berdiri di depan rumah Alisa nampak berpikir keras dengan wajah ragu. Gadis yang berdiri di samping motor Akbar itu pun juga terlihat sedang berpikir.
"Aku hanya mengetahui namanya saja dan ciri-cirinya," ucap Alisa memberikan secarik kertas yang Sekertaris Aris berikan kepadanya beberapa waktu lalu dan menunjukannya pada Akbar.
Lelaki yang duduk di bangku motor membaca deretan aksara pada secarik kertas yang sudah berpindah di tangannya. "Rambut kecoklatan, hidung mancung, Sofia Araleta," ucap Akbar. "Nama yang indah sekali." Akbar mengalihkan tatapannya pada Alisa.