"Terimakasih, Nona!" Akbar beberapa kali membungkukkan tubuhnya di depan Alisa di hadapan beberapa para karyawan perusahaan sebagai tanda penghormatan.
"Hei, jangan seperti itu!" Alisa berusaha untuk membantu Akbar bangkit. Dia tidak suka lelaki itu melakukannya.
"Apa yang sedang kalian lakukan?" decih lelaki yang mengenakan kacamata hitam dari ambang pintu lobby. Ia melepaskan kacamata yang bertengger di atas hidungnya dengan kasar. Netranya menatap tajam pada Alisa dan Akbar secara bergantian.
"Maaf Tuan Davin saya hanya ...!" Wajah Akbar nampak ketakutan menatap lelaki yang melangkahkan kakinya mendekatinya dan Alisa.
"Pergi! Sana kamu kembali bekerja," cetus Davin dengan nada ketus tanpa menoleh sedikitpun kepada Akbar. Netranya menatap tajam pada Alisa yang berdiri di hadapannya. Dengan berani Alisa membalas tatapan lelaki itu.
Lelaki berhidung mancung itu sekilas menatap pada Alisa sebelum akhirnya ia menarik paksa tubuhnya menjauh.