Tok! Tok!
Nico masih enggan untuk membukakan pintu kamarnya untuk Rahel. Beberapa kali wanita yang berdiri di depan kamar bersama Alisa itu semakin gusar.
"Mas, tolong buka pintunya!" lirih Rahel yang berdiri di depan pintu kamar. Sesaat kemudian menatap kepada Alisa yang juga terlihat panik. Rahel mengusap lembut bahu Alisa untuk menghilangkan kegusaran yang mendera hati gadis itu. Ia menyesal telah marah pada Nico dan bersikap kasar pada lelaki itu.
"Tolong bukakan pintunya untukku, Mas! Kita bisa membicarakannya dengan baik-baik," ucap Rahel dengan suara selembut mungkin.
Rahel telah memutuskan untuk menghabiskan sisa hidupnya bersama Nico. Ia tidak peduli apakah lelaki itu mampu memberikannya keturunan ataupun tidak. Karena janjinya telah terpatri sejak pertama kali ia mencintai Nico. Untuk menemani Nico sehidup semati.