Nico melirik pada jam yang bertengger pada dinding rumahnya. Detik seolah berlalu sangat lamban sekali. Lelaki bernetra sipit itu nampak sangat gusar. Kedua tangannya saling meremas untuk menghilangkan kegelisahan yang sedang mendera di dalam dada.
"Mas!"
Panggilan Rahel yang muncul di ambang pintu kamar hampir membuat Nico melonjak karena terkejut. Lelaki berkemeja biru itu segera bangkit dari bangku sofa. Menatap pada Rahel yang berjalan ke arahnya.
"Kamu sudah siap?" tanya Nico. ia terus berusaha menepis kegugupan yang mendera. Rahel membalas dengan anggukan kepalanya. Netra wanita itu menatap lekat pada Nico yang berada di hadapannya.