Keringat membasahi wajah Nur yang terlihat panik. Wanita yang tengah menggendong Akbar berjalan mondar-mandir di depan sebuah rumah tetangga yang terletak sedikit jauh dari rumah Lena. Hanya itulah satu-satunya teman Nur di kompleks tempat ia bekerja. Yang bisa Nur mintai pertolongan saat ini.
"Nur, ada apa?" Sri yang muncul dari balik pintu terbuka terkejut melihat Nur sudah berdiri di depan pintu rumah majikannya.
"Sri, sekarang kamu harus menolongku lagi. Aku titip Akbar, Sri!" seru Nur dengan nafas memburu. Dengan cepat ia memberikan Akbar kepada Sri yang sama sekali belum siap. Wajah wanita itu menatap penuh kebingungan pada Nur yang terlihat panik.
"Apa yang sudah terjadi, Nur? Majikan kamu kumat lagi?" tanya Sri penasaran. Ia membenarkan posisi Akbar yang berada di dalam gendongannya.