Sam berjalan gontai menghampiri Roni. Ia memberikan ponsel pada lelaki berambut gondrong yang berada di hadapanya. Wajahnya nampak lesu.
"Kenapa kamu kembalikan?" Roni menatap heran pada Sam. Wajah lelaki itu terlihat sangat murung sekali.
"Bukan Lena yang mengangkat nomornya!" lirih Sam. Wajahnya nampak berpikir dengan sorot mata kosong.
Roni semakin aneh. "Apakah kamu salah memasukann nomor? Atau mungkin orang lain yang sedang memegang ponsel istri kamu?" Roni memberondongi Sam dengan semua terkaan yang memenuhi benak lelaki itu.
Sam menggeleng lembut. "Tidak! Seseorang yang mangangkat telepon itu mengatakan jika dirinya tidak mengenal Lena," ucap Sam dengan nada parau. Lalu mnatap pada Roni.
Sejenak Roni dan Sam terdiam dalam pikiran mereka masing-masing. Sam terlihat sangat sedih sekali karena tidak bisa menghubungi Lena. Padahal ia yakin jika nomor itu adalah Nomor Lena yang selalu ia hafalkan. Perasaan buruk semakin memenuhi rongga benak Sam.