"Cepat jawab jujur! Atau Mama akan bilang sama Papa kamu kalau kamu sudah membawa wanita ke vila kita!" sentak Nyonya Sukma dengan tatapan tajam. Wajahnya memerah karena marah.
Bima mendengus berat. Ia tidak mungkin mengatakan kepada Nyonya Sukma bahwa ada Rahel di vila miliknya.
"Cepat Bima! Jangan buat Mama marah!" Nyonya Sukma menaikkan nada suaranya. Netranya membulat sempurna dengan embun yang memenuhinya. Dadanya bergerak naik turun menahan amarahnya.
"Iya Ma, aku sudah membawa seseorang ke vila ini," lirih Bima setelah beberapa saat ia terdiam.
Bima terpaksa harus mengakui jika telah membawa seorang wanita ke vilanya. Karena ia tidak mungkin menutupi bukti-bukti yang sudah Nyonya Sukma temukan dengan kebohongan lagi. Pasti Nyonya Sukma akan terus mencerca Bima jika lelaki itu tidak segera mengakuinya.
"Lalu di mana wanita itu?" cetus Nyonya Sukma memicingkan netranya pada Bima.
_____