Netra Rahel terasa sangat berat sekali untuk dibuka. Saat suara derit pintu yang terdengar membangunkanya dari tidur "Non, sudah bangun?" ucap suara Mbok Darmi membuka gorden yang berada di jendela kamar Rahel. Membuat cahaya matahari dengan mudah masuk ke dalam kamarnya.
Rahel mengerang, menarik selimut hingga menutupi seruluh tubuhnya. Cahaya matahari yang menelusup masuk, membuat gadis itu semakin malas sekali untuk beranjak. Semakin kesadaran itu datang membuat Rahel teringat kembali dengan semua masalah yang sedang membebaninya.
Rahel bisa merasakan seseorang tengah menjatuhkan dirinya duduk di bibir ranjang dari getaran kasur. Sebuah tangan yang tak asing mengusap lembut bahu Rahel yang meringkuk di atas ranjang.