Sepersekian detik Rahel dan Nico berada pada satu tatapan garis lurus. Bibir mereka sama-sama terkunci dalam benak yang saling mengembara.
"Perasaan yang mana, Tuan?" lirih Rahel memberanikan diri. Mantap Nico seraya mengigit bibir bawahnya. Sebenarnya Rahel tau, hanya saja ia memilih untuk berpura-pura tidak mengerti.
Lagi-lagi Nico terpasung di dalam diam. "Ah, sudahlah! Lupakan saja," jawab Nico cepat dengan nada sedikit kesal. Nico yakin sebenarnya Rahel pasti tau dengan apa yang ia maksud.
Nico meriah ponsel yang tergeletak di atas meja. Jemarinya mengusap lembut pada layar ponsel. Sejenak kemudian menempelkan benda pipih itu ke dekat telinganya.
"Jemput aku sekarang!" cetus Nico pada seseorang yang berada di balik telepon. Dengan cepat Nico mengakhiri panggilannya tanpa menunggu jawaban dari Jodi.
Rahel nampak gelisah. Menyadari jika ucapannya telah menyakiti hati Nico. Suasana berubah menjadi hening dan membuat Rahel merasa tidak enak.