Maria merasa terhina. Atas penolakan yang Sam lakukan terhadapnya. Bagaimana tidak, setelah drama percintaan yang Sam pertujukan kepadanya. Tentang janji-janji yang selama ini Sam ucapkan kepadanya. Kini Sam membuang kenangan itu seperti sampah yang sudah tidak pernah dibutuhkan lagi.
Baru kali ini Maria merasakan cinta yang begitu dalam pada seseorang. Atas kenyamanan yang Sam berikan kepadanya. Selama ini wanita yang berprofesi sebagai mucikari itu hanya memacari setiap lelaki demi memuaskan hasrat yang bergelora dalam kesepian yang pajang. Namun tidak saat ia bersama Sam. Gelora cinta itu menggebu, seperti halnya cinta di masa muda yang terulang kembali. Tidak ingin terpisah sejengkal pun.
Maria menoleh ke arah suara derit pintu yang terbuka. Mengalihkan tatapannya dari pemandangan lampu ibukota yang berada di luar jendela kaca pada lelaki yang mengenakan kemeja hitam yang kini berjalan ke arah.
"Bagaimana? Apakah dia sudah datang?" tanya Maria tidak sabar.