Rahel terkejut, menoleh ke arah Nico yang menjatuhkan tatapan datar kepadanya. "Berikan obat itu!" lirih Nico meraih butiran pil yang berada di tangan Rahel. Beserta gelas yang berada di genggaman tangan kanan gadis itu.
Rahel mematung melihat Nico menelan satu persatu obat yang berada di tangannya hingga habis. Lalu meletakkan gelas yang sudah kosong di atas meja.
"Kenapa kamu menatapku seperti itu?" celetuk Nico menyadarkan Rahel yang sesaat terpaku.
Rahel seperti salah' tingkah, "Tidak Tuan!" ucapku menyungingkan senyuman.
Begitu cepatnya Nico berubah, itulah yang tengah mengusik benak Rahel. Sebentar marah, sebentar baik, sebentar dingin dan sebentar begitu hangat.
"Baiklah kalau tidak ada yang ingin saya bantu, saya permisi!" tutur Rahel menarik tubuhnya beberapa langkah menjauh dari kursi roda Nico.
"Tunggu!"
Nico menatap ke arah Rahel. Ada sesuatu yang sedang mengajal pada pikiran Nico.
"Duduklah!" titah Nico pada Rahel yang menghentikan langkah kakinya.