Untuk beberapa saat Rahel membiarkan Nico menumpahkan kesedihannya. Pasti kesedihan Nico ada hubungannya dengan vonis yang disampaikan oleh dokter kepada lelaki itu. Rahel yakin hal itu pasti sangat berat sekali untuk Nico terima. Ia harus mendapati kedua kakinya lumpuh untuk selamanya. Dengan kemungkinan sembuh hanya 10 persen.
"Rahel, aku harus bagaimana, Rahel?" Nico mengangkat wajahnya menatap Rahel. Genangan air mata memenuhi pelukan netra Nico.
Nico tidak bisa membayangkan apa jadinya jika seumur hidupnya benar-benar akan menderita kelumpuhan. Dan hal terburuk yang semakin membuat Nico takut adalah, nanti saat Alisa dewasa gadis kecil itu pasti akan malu memiliki seorang ayah yang hanya menghabiskan sisa hidupnya duduk di kursi roda.
"Tenanglah Tuan, dokter akan terus mengupayakan yang terbaik untuk kesembuhan Tuan Nico!" balas Rahel berusaha menenangkan ketakutan Nico yang tengah mendera di dalam dada.