Rahel terlihat gusar, jemarinya saling meremas, untuk meredam kegelisahan yang bergejolaknya di dalam dada. Beberapa suster dan lelaki berseragam putih memintanya meninggalkan ruangan Nico. Karena mereka ingin melakukan pengecekan pada keadaan Nico pasca operasi yang telah dilakukan.
Kedua tulang kaki Nico patah dan tulang punggung Nico mengalami cidera. Hanya itulah yang Rahel ketahui dari Sekertaris Aris yang baru saja meninggalkan rumah sakit. Karena lelaki itu harus pergi ke kantor dan menghandle semuanya sendiri. Selebihnya dokter belum menjelaskan lebih lanjut, karena masih diperlukan pemeriksaan lebih jauh lagi pada keadaan Nico.
Suara dari pintu yang terbuka membuat Rahel segera bangkit dari bangku yang berada di depan ruangan Nico. Gadis itu berjalan cepat menghampiri Dokter yang muncul dari balik pintu ruangan yang terbuka.
"Dok bagaimana keadaan Tuan Nico?" tanya Rahel, kecemasan tergambar jelas pada wajah Rahel.