Plak!
Sebuah tamparan mendarat mulus pada pipi Sam. "Apakah kamus sudah gila, Sam?" desis Sofia mengertakan rahangnya. "Kamu sudah gila!" Sofia menaikan nada suaranya, hingga terdengar seperti membentak.
Satu tangan Sam mengusap lembut pipinya yang terasa memanas. Netranya melirik pada Sofia yang menatapnya nanar dengan netra berkaca-kaca. Hidung Sofia berubah memerah.
"Apapun yang terjadi aku tidak akan pernah meninggalkan kamu, Sam. Bukankah kamu sudah berjanji akan selalu bersama. Ini adalah impian kita, Sam. Dan kenapa sekarang kamu tiba-tiba meminta aku kembali kepada Nico, bukankah aku sudah menuruti semua keinginan kamu!" cerca Sofia berliang air mata. Wanita itu sama sekali tidak bisa menahan kesedihannya.
"Sofia, aku tidak mungkin bisa membuatmu bahagia. Setelah aku pikir, aku bukanlah laki-laki kaya raya seperti Nico. Jadi ...!"