"Saya memang Putrimu Ma... saya Riana, tolong percayalah!" Riana terus meyakinkan Zalina.
"Bagaimana saya bisa percaya, sedangkan kau ini bukan Putri saya!" tegas Zalina tetap tidak mengaku perempuan yang saat ini menatapnya.
Riana meneteskan kembali buliran bening itu, dan tidak kuasa menahan tangisnya itu. Tapi, Riana tidak menyerah untuk meyakinkan ibunya. Pada akhirnya Riana bercerita apa yang pernah dia lalui bersama ibunya itu.
Setelah Riana menceritakan semua yang telah dia lewati bersama ibunya, barulah Zalina mempercayainya.
"Sekarang saya percaya kalau kau itu benar-benar Putri saya!" perlahan Zalina mendekati putrinya itu, dan memeluknya erat-erat.
Dia menangis sejadi-jadinya, dan meminta maaf atas semua yang telah terjadi. Karena semua ini adalah ulah dari keserakahannya sendiri.
"Maafkan Mama Nak, semua ini salah Mama!" lirihnya. "Andai waktu bisa diputar lagi, Mama tidak akan melakukan kejahatan itu!"
