Zalina kembali menarik tangannya ketika Darwin menyentaknya, dengan tatapan yang tak dapat di artikan. "Kenapa kau berubah seperti ini padaku, Suamiku?"
"Jangan pernah kau tanyakan mengapa aku berubah Zalina, karena perubahan aku ini gara-gara kamu!" tukas Darwin geram terhadap istrinya.
"Jika perbuatan di masa lalu kita menghancurkan semuanya, maka aku mohon maafkanlah aku. Jujur, aku tidak ingin berada di posisi seperti ini sama sekali," lirih Zalina menatap nanar pada wajah suaminya.
"Sudah cukup! Tidak bisakah kau diam!" Darwin kembali membentak Zalina, dengan sangat marahnya ia memasang wajah datar.
Di dalam mobil itu mereka kembali saling mendiamkan, dan hanya menatap pada hamparan jalan luas di depannya. Mobil itu melaju dengan kecepatan sedang, sehingga membuat perjalanan itu terasa jenuh bagi Darwin.
'Kenapa mobil ini sangat lama sekali, memangnya siapa sih yang meninggal?' batin Darwin menautkan kedua tangannya, dan terus menatap pada jalanan yang terus dilewatinya.
