Reinard mulai terlihat sedikit tenang di pelukan papanya, setelah merasa putranya baikkan Abidjan pun mulai bangkit, dan berpamitan pada Reinard untuk menuju kamar tidur.
"Terima kasih Pah, Papa sangat perhatian sama Reinard. Maafkan Rei yang selalu menyalahkan Papa, dan Mama." Lirihnya menatap Abidjan.
"Tidak kenapa-kenapa Rei, namanya juga kehidupan pasti ada pasang surutnya. Hubungan kita pun sama seperti itu!"
Abidjan berusaha mengerti dengan sikap putranya. "Kalau begitu Papa pamit ya,"
"Iya Pah, silakan!" ujar Abidjan terhadap sang putra. Perlahan, Abidjan pun mulai melangkahkan kakinya menuju kamarnya. Namun, di ruang tengah Selina masih menunggu. Abidjan pun menghampiri istrinya itu.
"Kamu lihat Rei kan?"
Selina mengangguk. "Iya Pah ... maafkan aku, aku sudah egois sama kamu," ucap Selina merasa bersalah pada suaminya itu.
