Tuan Abidjan membawa istrinya masuk ke dalam kamar tidurnya. Dia merasa tidak tega melihat Selina yang terus menangis, karena Marcella tidak kunjung ditemukan.
"Sudah ya Ma ... kamu jangan terus menangis seperti ini, Papa berjanji akan secepatnya menemukan Marcella. Papa minta kamu selalu bersikap tenang!" Abidjan memeluk Selina, dan mengusap rambut panjangnya.
Selina terus terisak-isak dalam dekapan hangat suaminya itu, hingga kemeja suaminya basah akibat air mata yang tidak henti-hentinya berjatuhan dari mata Selina.
"Kamu jangan seperti ini, tetap yakin kalau Marcella akan kita temukan. Dan Papa akan menghukum Pria yang telah berani menculik Menantu kita itu!" ujar Abidjan masih memeluk Selina.
Perlahan Abidjan merebahkan Selina yang sudah memejamkan matanya di ranjang tidurnya.
CUP! CUP! CUP!
"Kamu baik-baik sayang ... Papa akan selalu ada untukmu!" Tuan Abidjan mengecup kening istrinya.