***
Maya duduk dan mengusap kepala Serly dari balik selimutnya, Serly pasti bisa merasakan sentuhan itu meski tidak langsung mengenai rambutnya.
"Ada apa, jangan seperti ini kalau memang ada masalah sebaiknya kamu cerita"
"Verry sudah minta putus"
Maya mengangguk, tepatlah sudah saa ini tebakannya jika Serly menangis karena Verry adalah benar, berani sekali kelaki itu membuat putrinya memangis.
Maya akan memberikannya pelajaran nanti kalau ada lagi di hadapannya, Maya kembali mengusap kepala Serly berusaha untuk menenangkan, dan menghentikan tangisnya juga saat ini.
"Jangan ditangisi, nanti yang ada dia malah semakin besar kepala jika kamu tangisi seperti ini, biarka saja nanti dia akan dapat balasannya sendiri kalau benar niatnya untuk mempermainkan kamu"
Serly tak menjawab hanya terus saja menangis, Serly tidak ingin hubungannya dengan Verry berakhir, sejak awal pun Serly tidak pernah berniat untuk hal itu, tapi kenapa justru Verry yang terfikir untuk semua itu.