Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Tiada Harga Diri

🇮🇩Iis_Sumiati_1093
--
chs / week
--
NOT RATINGS
82.2k
Views
Synopsis
Claire Atena Valencia. Aku bukan lagi wanita baik-baik selepas malam itu, semua telah hilang terenggut dalam waktu bersamaan. Kehormatan .... Harga diri, dan juga Dia. Satu-satunya sosok yang mampu membuat ku merasa berarti, turut menghilang dari hidup ku. Mungkin semua salah ku, tapi jujur itu bukan mau ku. Dan sekarang aku menjadikan hidup ku seperti keinginan ku pribadi, menjadi budak sex, aku menyukainya. Kepuasan itu sumber kebahagiaan ku. Entah sampai kapan, tapi aku akan tetap menjalaninya selama aku menyukainya.
VIEW MORE

Chapter 1 - Dia Suka

Dalam satu ruangan di satu tempat, suara desahannya terdengar begitu menggairahkan, wanita ini selalu pandai dalam memuaskan hasrat lelaki yang memang datang untuk membayarnya.

Malam harinya dihabiskan disana, ia melakukan semuanya disana, ditengah lampu yang redup cahayanya, ia selalu dijamah banyak lelaki bergantian.

Seluruh malamnya ia habiskan di tempat yang sama, berganti waktu.... berganti juga lelaki yang memasuki ruangannya.

Ia menyambut mereka yang masuk itu dengan senyuman termanisnya, dengan lenggokan tubuh yang mampu menarik hasrat lelaki yang melihatnya.

Ia menikmati sentuhan yang dirasakan tubuhnya, membalasnya dengan lebih dalam lagi, usahanya hanya satu .... yaitu berusaha untuk memuaskan mereka yang datang secara bergantian kepadanya.

Tak ada keluhan, meski ia merasa lelah dengan kegiatannya, ia selalu berusaha memberikan pelayanan terbaik.

Semakin baik pelayanannya maka akan semakin besar juga hasilnya, dan itu adalah satu kebahagiaan baginya selama 3 tahun hidupnya sekarang ini.

Lelaki itu mencengkram kedua pipinya, mencium bibirnya dengan liar sembari terus menekan pergerakan tubuhnya.

Balasan wanita dalam himpitan tubuhnya begitu sangat membuatnya gila, semakin berjalannya waktu hasratnya semakin tinggi terhadap wanita itu.

Memang tak selalu perlakuan manis yang didapatkannya dari mereka yang datang padanya, tak jarang juga ada yang memang sampai menyakitinya, mereka yang memang merasa tak cukup hanya dengan menggaulinya saja.

Mereka kerap kali menyiksanya melebihi kemampuan dirinya, tenaganya sering kali terkuras habis saat ia harus menghadapi lelaki seperti itu.

Tapi itu bukan masalah baginya, ia punya dokter sendiri untuk mengobati setiap sakitnya, jadi tak ada yang perlu dikhawatirkannya.

Ia hanya terus dan terus menambah pengetahuannya tentang cara memuaskan dan memuaskan para pelanggannya, tak ada sedikit pun dalam fikirannya untuk pergi dari dunianya saat ini.

Ia menikmati setiap detik waktu yang dilewatinya di dalam satu tempat dan di satu ruangan yang sama, ruangan itu terasa sangat membahagiakan hidupnya dalam tiga tahun ini.

Meski iya harus menghilangkan harga dirinya, dan menghancurkan masa depannya sendiri, tapi dibalik itu ada kepuasan tersendiri juga untuk dirinya.

Dan sampai detik ini, setelah tiga tahun ia jalani kegiatan yang sama, ia tak pernah berniat meninggalkan semuanya.

Ia mempertahankan semua kebahagiaan yang didapatkannya di tempat itu, tanpa pernah merasa kotor .... bersalah .... bahkan berdosa sekali pun.

Ia merasa takdir hidupnya adalah menjadi wanita pemuas hasrat, dan tidak ada lagi hal lainnya yang bisa dilakukannya.

Setiap detik waktu yang ia lewati mampu memberinya pundi-pundi kekayaan yang kini sudah tak terhitung lagi, jika ia belikan pada barang .... mungkin sudah banyak barang mewah yang ia miliki.

Dan kalau pun digunakan untuk pergi liburan, mungkin sudah banyak negara yang ia datangi.

Karena bukan omong kosong, tarifnya dalam memuaskan hasrat lelaki yang menginginkannya, cukup diangka tinggi.

Itulah kenapa ia berhasil mengumpulkan uang yang kini tak mampu dihitungny itu.

Pundi-pundi rupiah itu ia simpan di rekeningnya, ia hanya menggunakan sebagian kecilnya saja.

Sebenarnya ia pun tak mengerti perihal kegunaan uang tersebut bagi hidupnya, karena pada kenyataannya sejak ia memasuki tempat ini, ia tak lagi menghamburkan uang.

Ia hanya mengejar kepuasannya sendiri ketika bermain bersama para lelaki itu, dan mungkin tarif mahalnya hanyalah bonus bagi kebahagian yang didapatnya dari setiap permainan bersama mereka.

Tangan besar dan tubuh kekar itu cukup menyiksanya dalam permainnya kali ini, ia cukup kesulitan mengimbangi lelaki itu.

Disaat seperti itulah, dirinya akan merasakan tersakiti, dianggap tidak bisa memuaskan lelaki yang telah membayarnya dengan harga tinggi.

Tapi itu tidak pernah diseriusinya, ia melewatinya dengan santai, kenikmatan dan kesakitan yang ia rasakan dari setiap permainan dengan orang berbeda itu, adalah dua hal yang dapat membahagiakan dirinya.

Tidak ada hal lain yang ingin dilakukan dalam hidupnya selain dari pada bermain dengan mereka, sejak kemalangan yang menimpa dirinya bertahun-tahun lalu, ia tak lagi banyak mempertimbangkan langkahnya.

Yang ada dalam fikirannya adalah kebahagiaan, kebebasan dan kepuasan, dengan kegiatan yang dijalani hidupnya sekarang, itu mampu memberikan ketiga hal tersebut.

Mungkin itu yang menjadi satu-satunya alasan untuk tetap bertahan dikegelapan hidupnya, ia merasa tak ada lagi yang harus dijaga dari dirinya dan dalam sepanjang hayatnya.

Hidupnya di dunia hanya untuk mengejar apa yang diinginkannya .... sebatas dunia.

Tak ada yang difikirkannya diluar itu semua, salah .... haram .... dosa .... bahkan kematian tak pernah mampu mengganggu kewarasannya.

Baginya dunia sudah surga, karena dunia sendiri yang membuatnya menjadi seperti itu.

Segala hal dalam hidupnya, dan semua sisi dalam dirinya yang selalu ia jaga dengan baik.

Telah terenggut oleh makhluk dunia, baginya dunia sangatlah hitam .... kelam, tidak ada warna, jangankan untuk putih .... sekedar untuk melihat warna abu-abu saja ia tak mampu.

Hidupnya hancur setelah malam menyedihkan itu, dimana ia kehilangan semua yang telah dijaganya sejak ia mampu berfikir.

Malam itu telah menghilangkan semua kewarasanya, malam yang membuatnya menjadi orang paling gila di dunia.

Itu fikirnya .... karena dari sekian orang yang menyaksikan kesakitan dikegelapan itu, tak ada satu pun yang berniat menolongnya.

Mereka justru mentertawakannya, mencibirnya dengan tanpa batasan.

Jeritannya .... rintihannya dan air matanya tak berarti apa pun bagi mereka di malan gelap itu.

Semua adalah lelucon, hidupnya malam itu adalah mainan .... saat satu tangan mendorongnya ke tangan yang lain.

Saat satu demi satu tubuh menghimpit tubuhnya secara bergantian, rasanya ingin mati saja dimalam tersebut.

Kenapa mereka hanya menyiksanya sedikit, kenapa mereka tidak sampai menghabisinya saja.

Bukankah terlalu dalam luka yang tergores kala itu .... bukankah teramat sulit untuk marapatkan luka yang menganga begitu besar.

Mereka merenggut semuanya dengan paksa, dengan tanpa perasaan, siapa yang akan mampu menerima kenyataan sepahit itu dalam hidupnya.

Terutama bagi kaum wanita .... mungkin hanya satu dari sepuluh ribu wanita yang mampu melewatinya, dengan tetap berdiri diatas kewarasannya, menerimanya dengan segenap keikhlasannya,

Tapi tidak dengan wanita satu ini, iya menjadikan kepahitannya malam itu sebagai candu kebahagiaannya di kelanjutan hidupnya.

Dan hingga detik ini .... sex telah menjadi satu-satunya kegiatan Favoritenya setiap waktu.

Ia akan merasa kehilangan gairah hidupnya, jika tidak mendapatkan kepuasan tersebut.

Tak ada yang bisa menghentikannya, orang tuanya telah tiada, jadi ia bebas mengejar kebahagiannya.

Tak pernah ada kata yang didengar olehnya yang keluar dari mulut orang banyak, bagi dirinya .... orang tuanya pun tak mampu menjaga dirinya dengan baik.

Sehingga ia berfikir bahwa hidupnya tidak lagi membutuhkan mereka, yang ia butuhkan hanyalah para lelaki yang memang satu frekuensi dengannya.

Menggilai sex bebas seperti dirinya, itulah yang di dambakannya dari setiap hembusan nafasnya.