Annisa berjalan dengan dipapah oleh Verrel, mata Annisa sengaja ditutup sejak awal mereka naik taxi.
Verrel sudah mengatakan akan membukanya
ketika nanti telah sampai, tapi saat sampai pun Verrel tidak juga membukanya.
"Verrel, mata aku udah sakit, ini mau sampai kapan ?"
"Sabar sebentar lagi, kalau udah sampai juga aku pasti buka"
"Kenapa lama sekali, perasaan kita sudah berjalan cukup jauh"
"Ya gak apa-apa dong, berarti memang belum sampai makanya belum dibuka"
Annisa diam tak menjawab lagi, sebenarnya kemana Verrel membawa Annisa sekarang.
Setelah perjalan yang panjang di taxi tadi, sekarang pun Annisa masih harus berjalan jauh sekali.
Annisa merasa bingung dengan langkahnya sendiri, Verrel mungkin membawanya ke tempat asing sehingga tak kunjung sampai.
Annisa menghentikan langkahnya saat Verrel membukakan pintu, Annisa semakin penasaran dengan lokasinya tersebut.
Verrel berniat melepaskan genggamannya, tapi Annisa justru menahannya.
"Kamu mau kemana, enak aja kamu"
