Mereka tertawa begitu renyah ketika melihat ciuman itu benar-benar terjadi, Pras membalas permainan Claire ketika satu dari mereka memukul punggung Claire lagi.
Mereka berhasil menyempurnakan kebahagiaannya melalui dua mainan dihadapan mereka.
Claire dan Pras .... mereka adalah mainan yang tak sengaja mereka temukan ditengah gelapnya malam, mainan itu begitu indah, mereka semua menyukainya.
Mereka menjauhkan keduanya, Claire kembali dibaringkan dihadapan Pras.
Apa lagi ini .... apa mereka belum puas dengan semuanya, kapan Tuhan akan mengakhiri semua penderitaan mereka berdua.
Pras yang terduduk di kedua kakinya, jatuh tersungkur ketika orang dibelakangnya menendang punggungnya.
Pras jatuh menimpa setengah dari tubuh Claire, membuat wanita itu kembali merasakan sakit yang teramat sangat akibat benturan tubuh Pras.
Mereka memaksa Pras untuk kembali mencium Claire, terus memaksa hingga Pras melakukannya lagi.
Pras kembali melumat bibir itu, dengan segala keterpaksaan Pras melakukannya.
Pras menghentikannya ketika kepala Claire menengadah, Claire kembali merintih saat merasakan sesuatu kembali menerobos bagian tubuhnya.
Tubuh Pras yang berada diatas Claire turut mengikuti pergerakan Claire, Pras menatap wajah itu dengan penuh luka di hatinya.
Tubuh itu kembali terkoyak akibat hentakan dari orang disana, Pras berusaha melepaskan kedua tangannya dari tahanan mereka.
Tenaga Pras masih belum kembali, mereka kembali memaksa Pras mencium Claire.
Mereka membuat seolah Pras juga turut menodai Claire malam ini, bersama-sama dengan mereka semuanya.
Hentakan itu terus dirasakan Claire, dan tidak bisa dipungkiri .... Pras dibuat seakan merasakannya dengan amat nyata.
Rintihan Claire lebih jelas terdengar oleh telinga Pras, dibanding oleh mereka semua.
Mereka sibuk tertawa, sambil terus saja bergantian menyakiti Claire.
Pras merasa marah pada Tuhan, kenapa harus sampai seperti ini, dimana pertolongannya yang selalu orang bilang akan datang tepat waktu.
Pras tidak merasakan itu, pertolongan Tuhan itu kebohongan .... Tuhan membiarkan penderitaan ini terjadi begitu lama.
Malam terasa sangat panjang, Pras dan Claire merasakan pendertiaan yang teramat menyiksanya saat ini.
"Awas awas awas ah"
Ucapnya seraya menjauhkan teman-temannya, ia menarik Pras bangkit dan memerintah temannya untuk juga membantu Claire bangkit.
Keduanya kembali terduduk dengan posisi berhadapan, Pras melihat Claire yang sudah sangat lemah, bahkan sepertinya untuk sekedar membua matanya saja, Claire sudah tidak mampu lagi.
"Lepaskan dia"
"Apaan lepaskan, belum saatnya kita lepaskan mereka"
"Lepaskan"
Bentaknya, Pras melihat orang itu .... apa dia pertolongan yang Tuhan kirim.
Apa Tuhan mampu menyadarkannya tentang kesalahan dari perbuatannya saat ini, Pras merasa tangannya perlahan dilepaskan.
Mereka juga melepaskan tahanan di tubuh Claire, Pras dengan cepat menahan tubuh yang hampir terjengkang itu.
Pras memeluknya erat, Pras terisak dalam, ketika memeluk Claire, mungkinkah ini akhir dari pendertiaan Pras dan Claire saat ini.
"Ampuni aku .... aku tidak bisa menjaga mu dengan baik"
Ucap Pras dengan terbata-bata, Pras sangat menyesali kelamahannya saat ini.
"Maaf Claire"
"Aku yang telah membuat mu menderita bukan"
"Tidak"
"Biarkan saja aku mati, aku tidak punya apa pun lagi sekarang untuk tetap bertahan hidup"
"Tidak"
"Lergilah, selamatkan hidup mu"
"Tidak"
"Aku menyerah"
"Tidak Claire kamu masih ...."
Belum sempat Pras menyelesaikan kalimatnya, mereka telah menarik Pras menjauh dari Claire lagi.
Pras melihat tubuh Claire yang terjengkang tanpa tahanan apa pun, membentur jalanan dibelakangnya.
"Uhuk uhuk"
Claire tampak terbatuk-batuk disana, beberapa detik kemudian tidak ada lagi pergerakan yang ditunjukan Claire.
"Tidak"
Ucap Pras tanpa suara, Pras menatap wajah itu dalam, tidak boleh .... Claire tidak boleh pergi sekarang.
Claire harus bertahan agar bisa tetap bersama dengan Pras.
"Claire"
Panggilnya yang nyaris tak terdengar, Pras mengulang panggilannya berkali-kali.
Tapi Claire tidak merespon sedikit pun, apa benar Claire mati sekarang, tepat dihadapan Pras.
"Claire"
Mereka tampak menyeret tubuh lemah Pras, mebawanya semakin menjauh dari Claire, lalu apa lagi sekarang .... kenapa seperti ini.
"Lempar"
Perintahnya, Pras melirik orang itu, dia orang yang sama yang membiarkan Pras memeluk Claire tadi, apa lagi maksudnya sekarang.
"Lempar dia"
Ulangnya, tubuh Pras dibalikan .... Pras mengerti sekarang apa maksud ucapannya itu.
Jurang .... dia ingin agar temannya melempar Pras ke jurang itu, Pras berusaha berontak.
Tidak bisa .... Pras tidak boleh ikut mati sekarang, Pras harus bisa membawa Claire pada keluarga Pras di rumah.
"Lempar sekarang"
Jemari Claire bergerak perlahan, Claire dengan susah payah membuka kedua matanya.
Ternyata Claire masih mampu untuk tetap sadar, Claire bisa mendengar suara itu sejak tadi.
"Lempar"
Ulangnya lagi, Claire perlahan menoleh, dengan menahan sakit dikepalanya.
Claire berhasil melihat Pras disana, tidak mungkin .... mereka tidak boleh membuang Pras ke jurang itu.
"Tunggu apa lagi .... lempar sekarang, jangan buang waktu"
"Buruan, jalanan sudah mulai ramai jam segini, mereka akan curiga dengan mobil yang rusak disana"
Jelas satu orang lagi, Pras menahan tubuhnya agar tidak terlempat ke jurang sana.
"Tunggu dulu"
Ucap seorang diantaranya, mereka terdiam menunda niatnya untuk melempar Pras.
"Apa sih, lama"
Ia tampak melepaskan jam tangan milik Pras, memasukannya ke kantong celana.
"Untuk apa ?"
"Diamlah"
"Lempar gak ini ?"
"Lemparlah, buruan"
Tanpa aba-aba apa pun lagi, mereka menghempas tubuh lemah Pras begitu saja.
Membuatnya menghilang di bawah sana, teriakan Pras terdengar bersamaan dengan teriakan Claire.
Benarkah semua ini .... Claire benar-benar kehilangan Pras lebih dulu, bukan seperti ini seharusnya.
Claire merasa benar-benar kehilangan segalanya, harga dirinya yang mungkin lengkap dengan masa depannya.
Dan sekarang dengan setengah kesadarannya, Claire harus melihat Pras yang dibuang ke jurang dalam keadaan hidup.
Apa lagi yang bisa Claire jadikan alasan untuk tetap hidup, semua telah terenggut habis.
Claire tidak lagi memiliki pilihan apa pun sekarang, tidak juga untuk hidup dan mati.
Claire hanya memiliki satu tujuan, dan itu hanyalah kematian, Claire ingin mati saja saat ini.
Claire berharap mereka juga akan turut membuang Claire ke jurang itu, agar Claire bisa bersama Pras di akhir hembusan nafasnya saat ini.
Mereka kembali mengelilingi Claire, hati Claire meminta agar mereka membuang Claire saja menyusul Pras disana.
Tapi sepertinya Claire salah, karena mereka justru menyelimuti tubuh Claire dengan jaket milik Pras tadi.
Jam tangan yang sempat dirampasnya dari Pras, diletakan disamping kepala Claire.
Mereka meninggalkan Claire begitu saja, tidak menolongnya dan tidak juga membunuhnya.
Claire dibiarkan begitu saja setelah mereka puas mempermainkannya.
Mereka membuat keadaan Claire solah akibat perbuatan Pras, dengan jaket dan jam tangan itu, siapa pun akan menyangka kalau Pras pelaku dari kejahatan yang dialami Claire malam ini.
Hebat sekali mereka semua, otaknya berjalan dengan arah yang benar, dua barang itu mampu menyudutkan Pras.