Seculas senyuman tipis pun terukir di wajahnya. Ia senang bisa bertemu dua perempuan yang sangat ia cinta dan sayangi meski hanya lewat mimpi.
Manik matanya pun teralih pada selembar kertas di bawah nakas. Ia mengambil kertas itu dan ternyata di kertas itu berisikan surat.
Hai papa...
Bagaimana pertemuan singkat kita tadi? Papa senang nggak? Pasti senang kan?
Papa jangan sedih lagi ya...
Papa harus bahagia dan jaga diri papa baik-baik.
Juga jangan salahin diri papa lagi ya ini semua bukan salah papa, ini udah takdir dari Tuhan, pa.
Oh ya aku juga tadi senang ketemu papa. Papa ganteng, wajah papa sama aku juga mirip, hehe...
Aku senang punya papa seperti papa. Walaupun aku bertemu papa sekali aku tahu kalau papa itu orang baik hanya saja dunia terlalu jahat untuk papa.
Papa kalau capek dengan semuanya dan rindu aku dan mama, papa lihat bintang malam ya cari bintang yang paling terang karena bintang paling terang itu adalah aku dan mama.