Rachel melempar guci kecil yang ada di atas nakas itu lalu mengambil pecahan guci itu. Garrel membulatkan matanya, ia langsung berjalan menghampiri Rachel.
"Rachel! Lo apa-apaan sih hah?! Buang Chel!" Garrel berusah mengambil pecahan guci itu dari tangan Rachel.
"Astaghfirullah nyonya buang nyonya, nyonya nggak boleh kaya gitu," timpal Ningsih langsung datang menghampiri Garrel, Rachel dan Nora.
Mirna dan Asri pun mengikuti Ningsih dari belakang.
"Iya nyonya, buang nyonya astagfirullah," sambung Mirna.
Rachel menggeleng kepala. "Nggak, Kak Nora pengin aku mati, dia mau aku mati, hiks.."
Nora hanya diam bahkan ia berpikir kalau Rachel sudah gila.
"Nggak Chel, siniin pecahannya." Garrel terus berusaha membuka kepalan tangan Rachel yang dimana Rachel mengepal pecahan itu.
Cairan kental berwarna merah menetes, telapak tangan Rachel mulai terluka akibat pecahan runcing yang ia kepal.
"Tangan lo berdarah Chel, buka tangan lo Chel," ujar Garrel gemetar.
