Ajeng dan Radi sama-sama menoleh ke arah tangan Lea dan Vino yang saling menggenggam. Serentak pandangan mereka beralih pada kaca mobil, untuk melihat jalan yang hanya memperlihatkan pohon-pohon dan lampu jalan saja. Suasana sudah sangat sepi karena hari sudah hampir tengah malam.
Perjalanan menuju ke rumah Ajeng memang cukup jauh, bahkan lebih jauh dari rumah Lea dan ibunya. Melihat perjalanan yang jauh itu, membuat Lea merasa khawatir pada Ajeng, andai saja Ajeng pulang larut malam seperti ini.
"Kak Ajeng, jika Kakak pulang larut seperti ini, dengan apa dan siapa Kakak pulang?"
"Eu … aku biasanya—"
"Aku yang mengantarnya pulang," sahut Vino.
Semua diam mendengar ucapan Vino.
"Terkadang kalau dia tidak mendapat taksi atau ojek online, aku dan beberapa teman lain bergantian mengantar Ajeng," sambungnya menambahkan.
"Oh, begitu … kamu harus sering-sering mengantar Kak Ajeng pulang jika sudah larut seperti ini," tutur Lea.
"K—kenapa?" tanya Vino heran dengan permintaan Lea.