Ninda sampai di pemakaman umum tempat Lea dimakamkan pukul sepuluh lebih lima belas menit. Beruntung jalanan sedang tidak macet, jadi Ninda tidak perlu menahan kesal karena harus berada di dalam kendaraan dalam waktu yang lama.
"Hai, Lea" Ninda menyapa Lea dengan senyum manis di wajahnya.
Ninda menaburkan bunga mawar, melati dan kenangan di atas pusaran tempat dimana Lea dimakamkan. Tiba-tiba saja dada Ninda terasak sesak. Ninda tidak bisa menahan tangisannya setiap kali mengingat Lea.
Untuk beberapa saat Ninda terdiam sembari memegang batu nisan bertuliskan nama lengkap Lea. Dalam hati Ninda mengucap doa untuk almarhum teman dekatnya tersebut. Setelah selesai mengucap doa, perasaan Ninda mulai membaik secara perlahan.
"Lea, besok aku sudah mulai kuliah," Ninda mulai bercerita meski ia tahu tidak akan ada orang yang merespon ucapannya.
"Iya, Lea. Aku mengambil cuti selama satu semester. Otak aku masih malas untuk belajar, Lea. Sama persis dengan saat aku masih SMA."
