Sampai malam tiba, Jifan masih ada di tempatnya. Berlutut di tenda Yuan sampai Metta tidak sanggup melihat wajah Jifan yang pucat pasi. Dia meminta Yuan segera ke tenda untuk membujuk Jifan agar berhenti berlutut, tapi Yuan tak mau melakukannya. Beralasan sibuk dengan proyek dan tidak ingin diganggu dengan alasan sepele seperti itu. Dia bahkan menganggap sikap Jifan kekanakan dan terlalu manja.
Metta masuk ke tenda membawa makan malam untuk Jifan. Makan siang Jifan tak disentuh sedikitpun membuat Metta makin khawatir. Takut kalau adik bungsunya terserang flu. Dia berjongkok di depan Jifan yang terduduk dengan lesu. Kakinya bergetar karena dipaksa terus berlutut. Meski sudah diberi bantalan pada lututnya, tetap saja akan terasa menyakitkan kalau terlalu lama berlutut.