"Kenapa kamu berbicara seperti itu, Ellera?! Apa yang kamu lakukan? Berani sekali kamu berbicara seperti itu langsung di depan Mama! Ellera, kamu bermasalah sama diri kamu sendiri, tapi kenapa malah merambat ke mana-mana, dengan menyudutkan Papa kamu sendiri? Jangan seperti itu, Sayang. Tidak baik berbicara seperti itu. Mama tahu, diputusin pas lagi sayang-sayangan itu sangat sakit, dan patah sepatah-patahnya pastinya. Tapi apa kamu tidak bisa menjaga mulut kamu, Nak? Mama hanya ingin kamu bercerita, terbuka, dan blak-blakan sama Mama. Ayo ceritalah, kesalahan apa yang kamu lakukan, sehingga Adinata dengan berani sampai mengakhiri hubungan. Papa bahkan belum tahu tentang hubungan kalian, sudah putus saja," tuturnya hampir naik setum.
Ellera memalingkan wajahnya. Gadis itu kembali terbengong—tatapannya kosong.
Bu Ellersane sungguh dibingungkan dengan sikap putrinya. Ellera benar-benar tak mau blak-blakan, dan memberinya kesempatan untuk menjadi pendengar yang baik.
