Mendengar ucapan wanita itu, Reiley dan Esme langsung menyerobot masuk ke kamar UGD tempat Ellera terbaring lemas. Di susul bu Ellersane di belakang yang sedari tadi menghembuskan nafasnya—efek khawatir dengan keadaan putrinya pasca siuman.
Tepat di dalam, Reiley dan Esme melihat sekujur tubuh Ellera yang begitu putih pucat. Bahkan tidak bergerak sama sekali. Ellera, gadis itu terbengong—matanya terbuka lebar melihat langit-langit kamar itu. Tentu Reiley dan Esme sangat miris saat melihat keadaan sahabatnya yang tak memungkinkan seperti itu. Terutama Reiley, ia semakin marah jika mengingat Adinata juga terlibat dalam insiden ini.
"Elle," panggilnya lirih.