Kenapa Adinata berpikir pagi ini mungkin adalah pagi yang begitu buruk untuknya. Cowok itu berniat kuliah, namun sesuatu menghantuinya. Ia begitu terbebani dengan pikiran dan asumsinya itu.
"Kenapa melamun terus sih, Tuan ganteng? Bibi, kan jadi khawatir. Ada apa? Sini cerita ke, Bibi. Biasanya gimana? Hemm...."
Wanita paruh baya itu paling tidak bisa melihat putra majikannya membentuk raut wajah mengeras pucat seperti itu. Hal itu terpaksa membuatnya harus mengekang putra majikannya. "Tidak perlu berangkat kuliah kalau begitu."
Wanita yang kerap dipanggil Bibi Darni itu merampas tas selempang beserta buku-buku tebal Adinata.
Adinata, cowok itu menarik buku-bukunya kembali, seakan tidak mau menuruti perintah wanita paruh baya itu. "Aku akan tetap pergi ke kampus! Baiklah, aku berangkat dulu," ujarnya datar. Adinata meninggalkan wanita paruh baya itu begitu saja.