"Lumayan," lirih Stella pada Helia.
"Berhentilah membuat tipuan, Stella. Jangan mempermainkanku," murka Helia.
"Kau sangat tidak sabar sekali rupanya, jika itu yang kamu inginkan baiklah," balas Stella.
Tatapan Stella menjadi berubah dari jenaka, menjadi tajam penuh ancaman. Selama beberapa saat Helia merasakan jika bulu kuduknya berdiri, dia merasa merinding dan gemetar ketika melihat bagaimana pandangan mata Stella yang menyeramkan untuknya.
"Jangan terpengaruh dengan itu, Helia. Gadis ini licik dia hanya memainkan perannya untuk membuat kamu ketakutan Helia," gumam Helia pada dirinya sendiri.
Helia memperhatika Stella yang berjarak satu meter darinya, mata gadis itu tidak melepaskan tubuh Helia sama sekali. Layaknya singa yang sedang menunggu rusa untuk menjadi buruannya, mata setajam elang yang sangat menusuk kulit.