"Apa yang aku lakukan? Hanya sekedar numpang lewat saja. Lagi pula ini `kan tempat umum. Siapapun dapat datang ke tempat ini, Fedora," balas Helia.
Stella mengabaikan Helia dia tidak meliriknya sama sekali dan hanya fokus pada makanannya. Helia dan Fedora saling memberi tatapan sengit, Helia yang terlebih dahulu memutuskan pandangan keduanya. Dia menangkap jika Stella tetap makan dengan santai tanpa terpengaruh sedikitpun dengan keberadaannya.
"Namamu Stella, bukan."
Stella mengangkat kepalanya menatap pada Helia yang memanggil namanya. Memandang datar pada Helia, seketika Helia merasa jika sekujur bulu di tubuhnya bangun karena hawa dingin yang tiba-tiba menyergap.
Tatapan Stella sangat dingin, dia masih menatap Helia tanpa mengucapkan sepatah katapun pada perempuan itu. Dia datang dengan nada sombongnya ke meja mereka, memangnya siapa dia sehingga merasa jika dirinya lah yang berkuasa.
"Kenapa kau menatapku seperti itu," nyalak Helia pada Stella dengan mata membulat.