"Kau harus bertahan Mas!" ucap Kevin memberi semangat kepada Kakaknya Rifki yang sekarang merasakan kesakitan entah kenapa hatinya berdenyut nyeri mengingat bagaimana susahnya mengandung anaknya sementara dia tidak ada di sisinya dan benarkah jika Bram akan menikahinya seperti wasiat mertuanya, kembali dia menyesali keputusannya menyetujui perpisahan itu dan sekarang dia sendiri yang sangat terluka oleh keputusannya. "Aku memang laki-laki tak punya pendirian Vin, aku terlalu pengecut untuk bisa mengakui semuanya," pekik Rifki entah darimana awalnya dia pun tak mengerti air matanya mengalir lolos begitu saja.
"Cih kau ini laki-laki tak pantas untuk menangis apalagi hanya untuk seorang wanita," ujar Kevin. "Kau tak tahu dia spesial untukku tak peduli seperti apa dia tetaplah yang terbaik dalam hidupku."