"Aku hampir selesai," Maykael memberitahuku, dan mataku tertuju pada Maxi.
"Aku juga tidak punya banyak yang tersisa."
"Jika kalian menyelesaikan semuanya hari ini, kita akan pergi ke kandang pemukul besok sebelum pertandingan."
"Kami akan menyelesaikannya," Maxi meyakinkan dengan kegembiraan, dan Maykael mengangguk setuju dengan saudaranya.
"Bagus," kataku, berbalik ke arah pintu ketika pintu didorong terbuka dan ibuku masuk.
"Aku membawa kue kering keping cokelat," katanya dalam bentuk sapaan sambil mengangkat wadah Tupperware di udara.
"Tepat!" seru Maxi, melompat dari sofa untuk menyambutnya dengan pelukan sebelum mengambil wadah darinya. Maykael tidak jauh di belakangnya untuk menyapa neneknya, tapi Aku perhatikan dia tidak memeluknya. Dia hanya tersenyum dan membiarkannya mencium pipinya.
Ketika kedua anak laki-laki itu duduk kembali di sofa dengan pizza dan baki kue mereka, aku melirik jam untuk memeriksa waktu lalu pergi ke pintu depan dan mengangkat bahu ke jaketku.
