Plak!!
Kotak silver tadi mendarat tepat di mulut Siji. Perbuatan papanya.
"Diam dulu, Abang!" bentak Tuan Yudha pada putranya yang jomblo itu.
"Papa! Kenapa abang malah ditabok sih?" Siji mendengus kesal.
"Makanya diam! Sebenarnya ini satu-satunya peninggalan ayah kandung papa. Beliau meninggalkan ini bersama papa, saat papa masih bayi dan menitipkannya ke panti asuhan ini."
"Papa, kok kisah papa kayak ftv-ftv pintu taubat gitu, sih?" sela Siji. Aslinya dia sedih, tapi ia kurang bisa menunjukkan perasaannya. Makanya banyak yang menyalahartikan perhatiannya sebagai ejekan.
Tuan Yudha tak menggubris putranya. Ia kembali menjelaskan, "Ini yang namanya 'mesin waktu', Bang. Kata ibu panti, ayahnya papa dulu itu seorang ilmuan yang hebat. Namun, pemerintah ingin memiliki alat ini, makanya alat ini disembunyikan bersama papa, agar papa selamat. Sebelum akhirnya ayahnya papa meninggal karena sakit. Begitu kata ibu panti dulu."
"Jadi, kakek Arya Pradhika itu bukan ayah kandung papa?"