Arzlan tidak sekedar menepis, namun dia juga langsung melakukan pergerakan. Pedang di pinggangnya segera dikibaskan, tebasan menyakitkan melukai perut Sheya.
Crash!
Darah menetes dengan cukup banyak membanjiri pakaiannya, dia menatap Arzlan dengan wajah kesal. Beruntung dia memiliki sayap untuk langsung bergerak mundur, jika dirinya tadi hanya diam mungkin sudah dilanjutkan Arzlan tebasan maut lainnya.
"Lumayan juga dirimu itu!" ucap Sheya dengan wajah yang dipenuhi sebuah kebanggaan.
Arzlan sendiri menjadi bingung, dia melihat ada niat yang cukup buruk dari wajah Sheya.
Sheya melepaskan pedangnya, kedua tangannya kemudian terbentang dengan sangat lebar. "Huh… sudah waktunya aku menggunakan kekuatan itu!"
Kedua tangannya bergerak menyilang ke depan dadanya, ada percikan cahaya berwarna ungu yang semakin terang.