Meliea merasa sangat canggung sekali untuk memulai obrolan dengan Arzlan, mungkin tindakannya ini akan membuat orang lain kesal. Akan tetapi, sejak dari tadi dirinya tidak mendengar suara keluar dari mulut Arzlan.
"Anoo…."
Tatapan mata Arzlan langsung melesat ke arah wajah yang mengakibatkan tubuh Meliea menjadi bergetar.
"Ada apa?" Pertanyaan itu sudah didahului oleh Arzlan.
Perlahan Meliea mengarahkan pandangan matanya kepada Arzlan.
"Aku ingin tanya, apakah Tuan tidak merasa keberatan jika aku ikut?"
"Kenapa sekarang kau bertanya seperti itu! Aku di sini hanya ingin dirimu berguna, jika kau bisa berguna tentunya aku tidak akan merasa risi, namun jika dirimu tidak berguna bayaran yang aku janjian tidak akan pernah diberikan!"
Yang didengar Meliea seperti seorang panglima besar yang ingin memenggal kepala seseorang.
"Tuan, aku benar-benar minta maaf!" Meliea langsung menundukkan kepalanya.