Arzlan kemudian mulai melangkah, dia mengikuti arah yang ditunjukkan Naesia. Keraguan itu masih ada, namun dirinya merasa kalau ini memang harus dihilangkan, dirinya tidak ingin hanya berada sebuah hal yang hanya akan membuat pikiran semakin berada di dalam kebingungan.
"Uh!" Matanya terbuka lebar, dia menatap ke sekelilingnya.
Wajah orang-orang di sana benar sangat senang melihat apa yang ada di depan mata mereka.
Naesia langsung memeluk tubuh Iora, air mata bahagia mengucur dari selaput matanya. Dia tidak bisa membayangkan bagaimana putri kesayangannya itu akan pergi selamanya.
"Apa yang terjadi dengan diriku?" tanya bingung Iora.
Naesia melepaskan pelukannya lalu berkata, "Kau sudah mengalami banyak hal!"
Ucapan tersebut tetap meninggalkan sebuah kebingungan terhadap diri Iora, namun dia tidak memahami kenapa semua terasa aneh.
Pupil matanya membesar saat melihat wajah Arzlan yang mendatangi ingatannya. "Dia di mana?"