Orang-orang mulai menunjukkan kembali tubuh mereka, setiap mata sedang memperhatikan Arzlan yang sedang berdiri tegap.
Pria yang menjadi lawan Arzlan telah tumbang dengan kondisi tubuh yang gosong, orang-orang mulai memahami kalau pria yang sedang berada di depan mereka bukanlah orang biasa.
Lalu Arzlan dibawa ke hadapan pemimpin suku, di sana orang-orang telah berkumpul membentuk lingkaran. Mereka bergumam dengan bahasa yang sama sekali Arzlan tidak bisa pahami, Arzlan mencoba untuk tetap tenang.
Pemimpin mereka yang memakai robe panjang berwarna oranye telah tiba dan duduk di atas kursi, seluruh kemegahannya membuat orang-orang berlutut.
Arzlan tidak akan pernah sudi membungkuk untuk makhluk, dia rela mati demi mempertahankan kehidupan daripada harus kembali merasakan kesengsaraan dan penindasan.
"Aku ucapkan selamat datang di desa kami!"
Arzlan terkejut mendengar orang itu mengeluarkan suara yang bisa dia pahami, dan suara itu adalah nada dari seorang perempuan.