Chereads / Pengantin Tuan Muda Arogan / Chapter 4 - Kehilangan Kesucian

Chapter 4 - Kehilangan Kesucian

Kehilangan kesuciannya

Andre berpapasan dengan Joe di depan, Andre langsung berbicara kepada Joe.

"Joe bilang pada Tuanmu untuk sedikit punya hati, Gadis itu mengalami tekanan psikologi, depresi berat, namun untung saja dia tidak menjadi gila, tapi fisik dan batinnya begitu lemah, dia membutuhkan pengobatan Joe," ucap Dokter muda itu.

Andre langsung berjalan keluar meninggalkan kediaman Wijaya, melajukan mobilnya dengan sangat cepat.

Joe menyampaikan semua kata-kata Dokter Andre pada Adrian, namun Adrian hanya diam saja  dan melenggang pergi meninggalkan Farah, terkulai lemah sendiri didalam ruangan itu.

Adrian langsung masuk ke dalam ruang kerjanya dan melanjutkan aktivitasnya, dia tidak fokus melakukan pekerjaan.

Entah kenapa dia terus kepikiran dengan Farah dan ucapan Dokter Andre.

"Haruskah aku membawanya ke psychiater? ah ... tidak, aku tidak akan berbaik hati padanya, dia telah membunuh tunanganku, dia harus merasakan penderitaan yang aku rasakan," monolog Adrian pada dirinya sendiri.

Farah merasakan sakit di sekujur tubuhnya bahkan untuk berdiri saja dia tak mampu dia memaksakan untuk bangun dari tempat tidur, dan berjalan menuju ke kamar mandi dengan tertatih-tatih.

Farah berjalan, berusaha untuk tetap berdiri, dengan susah payah dia sampai ke kamar mandi, Farah langsung mengguyur tubuhnya di bawah shower.

"Apa yang harus kulakukan Tuhan, agar ia mempercayai bahwa bukan aku yang membunuh Vania," ucap Farah bersedih saat mengingat semua perlakuan kasar Adrian.

Rasa perih ia rasakan di sekujur tubuhnya, namun dia harus kuat menjalani ini, entah sampai kapan.

Farah  tetap memiliki semangat hidup yang tinggi, bahkan setelah disiksa seperti itu, dia tidak membenci Adrian sama sekali, rasa cinta itu masih bertahta dalam hatinya.

Farah keluar dari kamar mandi, wanita itu langsung memakai baju dan merebahkan tubuhnya. Farah tidak tidur di tempat tidur dia tidur di bawah.

Dinginnya lantai sudah menjadi temannya semenjak masuk kedalam kediaman Adrian.

Adrian melangkah menuju kamarnya, tanpa sengaja dia melihat Farah yang tertidur di lantai dari luar kamar, karena pintu ruangan Farah sedikit terbuka.

Ada sedikit rasa iba di hati Adrian, entah kenapa dia ingin mengangkat Farah dan menidurkannya di tempat tidur, namun lagi-lagi egonya mengalahkan rasa kemanusiaannya.

"Tidak, Aku tidak boleh berbaik hati padanya, dia telah membunuh tunanganku orang yang sangat aku sayangi, dia pun harus merasakan semua itu, dia harus membayar dengan nyawanya, nyawa dibayar dengan nyawa." Adrian begitu emosi jika menginggat kejadian itu.

"aku berjanji akan membuat hidupnya menderita, sampai dia memohon kematian kepadaku," ucap Adrian dalam hatinya.

Lelaki itu langsung melenggang pergi meninggalkan Farah yang tertidur di lantai masuk kedalam kamarnya untuk beristirahat.

Adrian berusaha untuk tidur, namun dia tidak bisa tidur, pikirannya tertuju pada Farah.

"Dasar wanita sialan, kau membuatku susah tidur." Adrian langsung melangkah keluar dari kamar menuruni tangga lalu pergi keluar dari kediamannya.

Dia ingin menenangkan diri, pergi ke Bar dan minum-minum sampai mabuk, untung saja Joe selalu standby bersama dengannya.

Joe bukan hanya asisten untuk Adrian melainkan dia adalah teman Adrian.

Joe bekerja pada Adrian karena berhutang budi pada Adrian, saat SMA Adrian yang membayar semua biaya sekolahnya bahkan sampai dia kuliah.

Akhirnya Joe memilih mengabdikan diri kepada Adrian dan menjadi asisten pribadinya, Adrian pulang dalam keadaan mabuk berat.

Adrian melangkah masuk ke dalam kamar, namun bukan kamarnya, melainkan kamar Farah.

Adrian melihat Farah tertidur di lantai dia langsung mengangkat tubuh Farah, dan meletakkannya di atas tempat tidur.

Dia memperhatikan wajah Farah dari atas hingga bawah, lalu tanpa sadar, dia menarik baju Farah.

Farah yang terkejut atas perlakuan Adrian langsung membuka matanya, berusaha untuk melawan, namun tenaganya tidak mampu melawan tenaga Adrian.

Dia begitu lemah, terlebih dia belum makan selama dua hari, Adrian menindih tubuh Farah di bawah tubuhnya

Adrian memaksa Farah untuk melayaninya, Farah menolaknya,  karena  penolakan dari Farah.

Adrian lantas melakukannya dengan kasar menghujam milik Farah tanpa memperdulikan teriakan memohon dari Farah.

Rasa perih dan sakit dirasakan Farah pada bagian kepemilikannya, namun dia tak bisa berbuat banyak.

Air mata meleleh setiap kali Adrian menghujaminya dengan kasar, dan brutal.

Malam itu juga kesucian Farah terenggut paksa oleh Adrian, darah segar mengalir dari sela pahanya, namun Adrian tak menghiraukan itu.

Dia terus saja melakukan penyatuan hingga dia mencapai puncaknya.

Setelah puas menjamah Farah Adrian langsung terkulai lemah di samping Farah, bahkan dia tidak peduli saat Farah pingsan karena perlakuannya.

Pagi hari pun tiba Adrian terbangun dari tidurnya kepalanya terasa sakit sekali.

Dia mulai duduk, namun dia belum menyadari bahwa, dirinya sedang berada di kamar Farah.

Saat ini Adrian mencoba mengingat kembali apa yang telah terjadi tadi malam, Lelaki itu mengingat semua, ingatannya pulih.

Adrian Lantas menoleh ke samping tempat tidur, melihat Farah tidur di sana, dalam keadaan tanpa busana, namun yang begitu membuat Adrian terkejut adalah saat dia melihat bekas darah yang ada di seprei.

"Apakah dia masih perawan, bukankah  Vania bilang dia sering bermain dengan laki-laki," batin Adrian.

Adrian bingung, namun tak berapa lama dia pun tersenyum menyeringai ada perasaan senang, saat mengetahui Farah masih perawan dan dialah lelaki yang sudah berhasil mendapatkannya.

Adrian langsung berdiri dan melangkahkan kakinya menuju kamar mandi, sebelum itu dia menutupi tubuh Farah dengan selimut.

Setelah selesai membersihkan diri, Adrian langsung keluar dari ruangan Farah, meminta pelayan untuk membangunkan Farah dan membantu membersihkannya.

Adrian meminta pada pelayannya, untuk memberikan Farah makan, bukan karena dia simpati, namun karena dia tidak ingin Farah mati begitu cepat, sebelum dia puas menyiksa dan membuat Farah menderita.

Adrian  bersiap ke kantor sebelum pergi dia berpesan kepada seluruh bodyguard-nya agar penjagaan dikediamannya lebih ketat lagi dia tak ingin Farah sampai melarikan diri kembali.

"Aku tidak ingin ada kesalahan seperti kemarin, pastikan itu yang terakhir, perketat penjagaan di setiap sudut di sekitar sini, dan ingat jangan sampai kalian lengah, wanita itu begitu pintar dan licik," perintah Adrian pada seluruh pengawalnya

Adrian masuk kedalam mobilnya, Joe membukakan pintu untuk Adrian mengemudikannya dan mengantar Adrian ke kantor.

Semua karyawan memberi hormat dan menunduk, ketika Adrian datang dan berjalan masuk dalam kantor, lelaki itu langsung menggunakan lift khusus untuk Ceo dan langsung menuju ke ruangannya.

Hari ini ada banyak pekerjaan yang harus dikerjakan, nampaknya Surya membuat anaknya sibuk.

Semua berkas sudah ada di meja Pak, Anda harus mempelajari dan menandatangani semua berkas itu, dan kita ada rapat direksi di jam sembilan," ucap Sekretaris Adrian.

Setelah menyampaikan agenda untuk Adrian, Sekretaris itu pun keluar dari ruangan mulai berkutat dengan pekerjaannya, dia begitu sibuk hari ini sampai dia lembur.