*BAB 16*
Waktu Xander tidak banyak, ia harus segera menyelesaikan masalah dan pekerjaannya dengan cepat. Ini semua karena ancaman yang diucapkan oleh Daddynya sendiri. Xander harus segera kembali ke mansion utama keluarga Hampton, dan melanjutkan bisnisnya disana.
Sebetulnya pendapatan Xander tidak hanya dari Hampton groups saja, karena Xander menanam banyak saham di perusahaan lain dan jumlahnya cukup besar. Tanpa perusahaan Hampton groups pun Xander sudah bisa hidup dengan bebas tanpa harus sudah payah melanjutkan bisnis keluarga. Namun ada sesuatu yang harus Xander selesaikan, yaitu balas dendam.
"Aku tidak mengerti dengan ucapan mu Xander." Ujar Nora dengan tatapan bingung, ia sama sekali tidak mengerti apa maksud dari ucapan Xander. Dan kenapa Xander membawa keluarganya dalam percakapan ini.
"Apa yang terjadi dengan keluarga ku?." Tanya Nora dengan wajah paniknya, karena selama berada di mansion ini Xander melarang Nora untuk melakukan komunikasi ataupun bertemu secara langsung dengan keluarganya. Dan dengan bodohnya Nora menuruti setiap ucapan Xander.
"Entahlah, aku tidak yakin apa yang terjadi dengan keluarga mu.'' Jawab Xander dengan acuh, ia menjauhkan tubuhnya dari Nora, berjalan mengitari wanita itu sebelum akhirnya duduk di kursi kerjanya.
"Jawab aku Xander, apa yang terjadi dengan keluarga ku." Nora semakin terlihat panik, jawaban Xander tidak membantu sama sekali.
"Kau akan mengerti ketika sudah pergi dari mansion ini dan bertemu dengan keluarga mu." Xander tersenyum miring, ia sangat puas dengan apa yang sudah berhasil ia raih saat ini.
"Kau akan mendapatkan kejutan yang luar biasa dan tidak akan pernah kau lupakan." Sambung Xander lagi, hatinya kini kembali menjadi hangat dan bersemangat lagi.
Motto kehidupan Xander adalah jangan pernah mengganggu singa yang sedang tertidur, jika tidak ingin di serang oleh singa itu.
Deg. . .
Nora sangat paham jika Xander bukanlah seorang pengusaha kaya raya yang terlihat dingin serta angkuh begitu saja, Xander lebih dari itu. Tatapannya yang dingin dan menusuk memiliki arti yang berbeda, Xander harus di waspadai dan patut untuk di takuti. Sebab pria itu sangatlah berbahaya, dan kini Nora sudah terjebak oleh permainan Xander.
Nora terbuai dengan ketampanan yang dimiliki Xander, dan juga banyak rumor yang beredar jika Xander tidak pernah meniduri wanita yang sama, pria itu akan bergonta-ganti wanita sesuai dengan keinginannya. Rumor yang semakin membuat Nora terobsesi dengan Xander adalah, fakta jika pria itu tidak pernah membawa seorang wanita untuk tinggal bersamanya. Dan karena rumor itu membuat Nora merasa spesial di mata Xander. Padahal kenyataannya tidak sama sekali, mereka memang tinggal bersama namun mereka tidak tidur di atas ranjang yang sama, atau bahkan makan di meja yang sama. Mereka hanya berada di atas ranjang yang sama ketika melakukan hubungan panas saja, selain itu Xander akan menyuruh Nora kembali atau keluar dari kamar miliknya.
Benar, kamar Xander adalah saksi bisu dari adegan intim mereka berdua. Namun itu semua tidak berarti apa-apa bagi Xander.
"Jika kau tidak angkat kaki dari mansion ini besok pagi, maka aku akan menyuruh anak buah ku untuk menyeret mu keluar dengan paksa." Ujar Xander dengan meninggalkan kursi yang ia duduki, ia merapikan pakaiannya seperti hendak pergi dari ruangan ini.
"Tapi kenapa Xander?."
"Apa salahku?."
"Kenapa secara tiba-tiba kau mengusir ku dan membicarakan keluargaku?."
"Apa yang telah kau lakukan pada mereka?." Tanya Nora bertubi-tubi, sampai detik ini pun Nora tidak mengerti dimana letak kesalahannya dan apa yang telah diperbuat Xander kepada keluarganya.
"Kau akan mengetahuinya setelah keluar dari mansion ini." Jawab Xander dengan santai, menatap dingin ke arah Nora. Tatapan yang selalu ia layangkan kepada orang lain.
"Kenapa aku harus keluar dari mansion ini Xander, kau yang telah membawaku ke dalam mansion ini." Nora menghentikan langkah kaki Xander yang hendak keluar dari ruangan ini, dengan jawaban yang tidak bisa ia pahami. Nafasnya terdengar seperti sedang menahan tangis dan amarah yang menjadi satu. Dan wajahnya pun sedikit berubah menjadi kemerahan.
"Karena aku sudah tidak membutuhkan mu lagi." Balas Xander sedikit memutar tubuhnya ke arah Nora yang diam mematung menahan sesuatu di dalam dirinya.
Xander bisa bermain dengan banyak wanita tanpa menggunakan perasaannya sama sekali, Xander tidak menahan perasaan itu. Melainkan, Xander memang sudah tidak memiliki perasaan lagi. Seorang pria yang hatinya kosong, angkuh, serta memiliki tatapan yang selalu dingin.
Beberapa tahun yang lalu Xander memang menahan perasaannya kepada orang lain, ia bersumpah kepada dirinya sendiri jika tidak akan pernah mempercayai apa itu cinta. Bagi Xander itu semua hanyalah omong kosong. Cinta hanya akan menyesatkan seseorang saja, dan membuat salah satu pihak merasakan sakit hati. Dan Xander tidak ingin merasakan hal itu.
Nora memang memiliki kehidupan yang bebas, ia juga sudah hidup mandiri. Nora memilih tinggal di penthouse seorang diri, namun sesekali ia akan mengunjungi mansion milik kedua orangtuanya. Nora juga tidak bergantung pada orangtuanya, ia memiliki pekerjaan dengan penghasilan yang tinggi yaitu seorang model papan atas yang di kenal banyak orang. Nora juga beberapa kali berganti pasangan, namun bukan berarti Nora tidak memiliki perasaan yang tulus kepada seseorang. Nora memiliki perasaan itu, dan perasaan itu yang sedang ia rasakan kepada Xander. Nora tidak perduli seberapa dinginnya sifat Xander kepada dirinya, Nora mencintai pria itu.
Seorang pria yang baru saja membuat perasaannya hancur, cinta Nora bertepuk sebelah tangan.
"Apa kau hanya memanfaatkan ku saja?." Nora bergerak maju mendekati Xander dengan kedua mata yang sedang menahan tangis. Nora mengepalkan kedua tangannya berusaha menahan air mata yang menggenang di pelupuk matanya.
"Entahlah. Aku hanya memanfaatkan peluang saja." Jawab Xander dengan sangat santai.
"Peluang?." Nora bertanya dengan mengerutkan keningnya, ia semakin dibuat tidak mengerti dengan jawaban yang diberikan Xander. Memang seharusnya Nora tidak memiliki perasaan ini kepada Xander, Nora tahu jika akhirnya akan seperti ini. Ia hanya akan tersakiti oleh perasaan sepihak ini.
"Apa kau tidak menganggap aku sebagai orang spesial di dalam hidupmu?." Bahkan hingga detik ini pun tatapan dingin Xander tidak berubah sama sekali, tatapannya justru semakin terlihat dingin dan Nora semakin sadar jika Xander tidak bisa ia miliki.
Meski Nora tahu apa jawaban yang akan di berikan oleh Xander, namun ia tetap menanyakan hal itu.
"Tidak sama sekali." Xander memberikan jawaban yang menohok. Baginya, Nora tidak lebih dari seorang jalang yang dengan sukarela menyerahkan tubuhnya kepada Xander. Awalnya Xander pikir akan sedikit sulit untuk menjalankan misi ini, namun ternyata misi ini berjalan dengan sangat sempurna. Xander tidak perlu mengeluarkan banyak pikirannya.
"Jika kau ingin pergi hari ini, tidak masalah. Gerbang mansion ku terbuka lebar menunggu kau pergi dari sini." Sambung Xander lagi, melanjutkan langkah kakinya yang sempat terhenti.
"K-kau brengsek Xander." Tunjuk Nora tepat di punggung Xander, teriakannya yang begitu nyaring lagi-lagi menghentikan langkah kaki Xander. Nora tidak bisa membendung air matanya lagi, hatinya seperti ditusuk oleh ribuan jarum yang terasa menyakitkan.
"Aku senang mendengar pujianmu."