Waktu berlalu, tidak terasa matahari telah tenggelam berganti bulan yang mulai menampakkan diri.
Di tempat yang tidak jauh dari rumah Fenrir the Myth. Seorang lelaki tengah terbaring tidak berdaya di permukaan tanah. Tubuhnya penuh dengan luka sayatan dan tusukan. Di permukaan tanah sekitarnya, berbekas pula sayatan-sayatan tajam yang membelah bumi. Sayatan dari tombak dan juga sebuah pedang.
Lelaki itu—Marcus terengah-engah dengan mata buyar, memperhatikan ujung tombak kayu yang hanya beberapa senti dari ujung hidungnya.
Ketika penglihatan dari sepasang matanya mulai fokus kembali. Dia melirik ke sosok perempuan yang memegang tombak tertodong kepadanya. Marcus dapat melihat jelas raut penuh kecewa dari perempuan tersebut.
Senyum tipis yang pada awal pertarungan tadi terlihat kini telah berubah terbalik. Mengingat jalannya pertarungan tadi, harus diakui kalau Marcus sungguh kecewa dengan dirinya sendiri.
"Lemah."