Dom tidak bergetar sama sekali, bisa dikatakan kalau dirinya juga sudah siap dengan apa yang berada di depan mata. Jadi, kini ia memberikan tatapan kepada adiknya dengan sorot mata yang penuh keseriusan.
"Jadi, mau tak mau kita harus melawannya, bagaimana dengan taktik yang satu ini, setuju?"
Allea bergeming, ia tentu saja kaget. "S-siap sih, tapi…"
"Tapi apa yang kau takutkan? Sean? Sudah terlambat takut sekarang, dari kemarin, kemana saja rasa takut mu itu? Kau memang the real bodoh, selanjutnya kita akan menghadapi malapetaka yang terasa seperti boomerang yang telah kamu mainkan."
Begitu menohok apa yang dikatakan oleh Dom, menjadikan sorot mata Allea terlihat bergetar.
…
Sudah mempersiapkan berbagai macam alat canggih untuk pertempuran yang sesungguhnya.
Hal pertama yang dilakukan oleh Allea saat ini adalah memerintahkan bawahannya untuk memasang posisi karena tidak tau kapan mereka akan datang.
"Siap, Boss!"
