"Boleh, kebetulan juga aku laper."
Untung saja keduanya bukan tipe wanita yang malas atau gengsi untuk membuka percakapan lebih dulu, dan lagi, mereka berdua adalah tipe wanita yang bisa saling menyambung obrolan namun bukan yang berlebihan seperti ke arah ya g merujuk sok tau dengan kepribadian masing-masing.
"Kalau begitu, kayaknya aku ada rekomendasi tempat yang cocok menunya untuk sarapan. Bagaimana?"
Veronica menganggukkan kepala saat mendengar penawaran Tamia. "Boleh saja, aku setuju dan akan ikut dengan mu. Cukup bosan dan tidak banyak tau mengenai dunia luar,"
"Baiklah, aku akan memperkenalkan banyak hak kepada mu selagi berada di luar."
…
Veronica mengelus perutnya yang sudah terisi dengan padat, seolah-olah selanjutnya perutnya ini tidak bisa menampung apa-apa lagi.
Bahkan, ia juga melihat Tamia yang kini sudah bersandar di kepala kursi dengan tubuh yang seolah lemas.