Ia sama sekali tidak berharap kalau ada keajaiban seperti Sean yang membantunya dan memusnahkan kedua orang yang sedang membuntutinya ini. Ia hanya ingin menyelesaikan masalahnya sendiri, sesuai dengan kemampuannya.
DOR!
DOR!
DOR!
Tembakan itu terus menerus seperti berusaha ingin melukainya. Namun apa? Mereka sama sekali tidak bisa mengenai tubuhnya dengan peluru itu karena mereka meleset, selalu.
"Cih, bukannya lebih baik belajar memegang pistol dan belajar membidik target dengan tepat terlebih dahulu? Kenapa ada amatariran yang ingin mengejar ku seperti ini?"
…
Citttttt
Suara rem yang beradu dengan aspal menjadikan suasana semakin menegangkan. Erica terpaksa menekan rem motornya dan melihat ke depan, dimana adanya motor yang sejak tadi mengejarnya kini tampak menghadang jalan.
Kedua musuhnya tampak mengarahkan pistol ke arahnya dengan senyuman jahat yang terbingkai di permukaan wajah masing-masing dari mereka.