Amanda menghampiri Margareth yang sekarang sedang berbaring setelah selesai mandi dan sudah rapi mengenakan pakaian hangat berwarna hitam kebiruan, serta memakai make up tipis. Dia duduk di tepi ranjang, menatap wanita itu dengan tatapan datarnya.
"Saya pamit untuk pergi dari sini," ucapnya.
"Pergilah, bahkan seharusnya kamu tidak perlu pamit karena ketika kamu pergi, hidupku terasa nyaman dan damai!" sahut Margareth dengan ketus.
Amanda terdiam dengan rasa sesak di dadanya, merasa sakit dan heran kenapa selalu diperlakukan dengan buruk hanya karena berasal dari keluarga miskin.
"Nyonya ... Kenapa anda selalu menilai buruk tentang saya? Apa anda juga akan seperti ini pada orang miskin lainnya?" tanyanya.