Seren masih meratap atas kejadian tersebut. Di saat yang sama Attar dan Parviz telah memantapkan rencana mereka. Itu terpampang jelas di wajah mereka yang sudah bersiap untuk melakukannya. Mereka berdua sejenak melemparkan senyum ke arahku. Senyum yang sama yang diperlihatkan oleh semua teman-temanku menjelang kematian. Aku bisa menebak rencana mereka dari senyuman tersebut. Mereka memilih untuk mati bersama. Tidak berlangsung lama setelah mereka menengok ke arahku. Kedua pisau tersebut tertancap dengan sempurna ke arah jantung mereka masing-masing. Mereka memilih untuk menusuk ke arah jantung mereka agar tidak merasakan sakit yang sama seperti yang dirasakan Zulfan dan bisa mati dengan cepat tanpa harus tersiksa.